Universitas Timor menggelar diskusi film dengan tema “Perempuan Gembala Tradisi” di Aula Student Center, Sabtu (26/8/2023). Acara ini menjadi wadah untuk mengapresiasi peran perempuan dalam menjaga dan mewariskan nilai-nilai tradisi yang berharga. Dengan kolaborasi antara para pemerhati film dan mahasiswa, acara ini menjadi sarana memperdalam pemahaman tentang peran penting perempuan dalam melestarikan budaya, serta sekaligus merayakan karya film yang mengangkat tema tersebut.
Acara ini didukung oleh Jalinan Ekokultur Fohorai (JEF) dan Universitas Timor, yang merancang pemutaran film karya Yohanaes F. Maget, Emilio Rafael Seran, dan Sinematografi UNIMOR, yakni “Untuk Mama,” “Mesan,” dan “Salam.” Film-film ini mengisahkan kehidupan perempuan dari tiga sudut pandang berbeda, dengan seni yang merangkul kehidupan pribadi mereka. Melalui kisah-kisah ini, penonton diajak untuk memahami perjalanan unik perempuan dalam melestarikan kearifan lokal dan nilai-nilai warisan nenek moyang.

Untuk diketahui JEF adalah sebuah perkumpulan individu-individu yang bercita-cita membangun ekosistem budaya yang berkarakter atas dasar semangat kerjasama dan gotong royong. Dalam programnya Hobun Felem dalam bahasa Tetun Kabupaten Belu berarti “menonton film bersama”. Kegiatan ini digagas oleh beberapa anak muda yang mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap film dan budaya Indonesia yang berkarakter luhur.
Acara dimulai dengan pemutaran video bumper singkat yang membangkitkan semangat dan tema acara. Kemudian, suasana hangat dan meriah dibangun melalui penampilan live music oleh musisi lokal berbakat, Viktor Manek. Selanjutnya, Direktur JEF (RD. Patrisius Sixtus Bere, S.Fil. M.A), memberikan sambutan singkat mengenai pentingnya pemutaran film dalam mempromosikan nilai-nilai budaya dan seni.
Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (Dr. Marsianus Falo, S.P.,M.Si) mewakili Rektor Universitas Timor, menyampaikan pentingnya acara semacam ini dalam memupuk minat terhadap seni dan budaya di kalangan mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Sinematografi.
Moderator Ricky Ulu memandu diskusi film yang melibatkan narasumber utama: Yohanes Sanak sebagai Pengamat Budaya, Engelbertus Taus sebagai Pengamat Film, Cornelis Wea Doi sebagai Pengamat Film, dan Alfred Djami sebagai Fotografer Dokumenter.
Diskusi ini merangkum tema, pesan, dan makna dalam film, serta relevansinya dalam masyarakat dan budaya. Acara ini ditutup dengan penampilan live music sekali lagi oleh Viktor Manek, memberikan sentuhan akhir yang menggugah. Tujuan dari acara ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang peran penting perempuan dalam melestarikan tradisi budaya, sambil mengapresiasi kreativitas dalam dunia film.
Semua peserta diundang untuk bergabung dalam diskusi yang bermanfaat dan berwawasan luas, serta meninggalkan acara dengan inspirasi yang berkobar-kobar. Dalam rangkaian acara ini, Universitas Timor ingin memberikan ruang bagi para perempuan gembala tradisi untuk dikenang, dihargai, dan diilhami generasi muda. Semoga acara ini menjadi langkah awal dalam mengangkat peran perempuan dalam mewariskan nilai-nilai tradisi yang ada. Humas_unimor