Sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat di kawasan perbatasan, kelompok akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Timor (Unimor) menggelar Seminar Nasional dengan tema Transformasi Pembangunan Daerah Perbatasan Menuju Indonesia Emas Tahun 2045 di Aula Hotel Viktory Kefamenanu, Selasa (29/10/2024).
Seminar nasional ini menghadirkan kolaborasi antara akademisi dan praktisi yang berkompeten dibidangnya sebagai narasumber yakni Dra. Baiq L.S.W Wardani, M.A., Ph.D., akademisi Universitas Airlangga (Unair), Fidelis Atanus, S.Fil., M.Si., akademisi Unimor dan Dr. Drs. Robert Simbolon, MPA., Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara Pada Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP RI).
Ketua Panitia, Adeodata Laniria C.B.Mbiri, S.IP.,M.Sos., dalam laporannya mengatakan bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau pulau dan berbatasan langsung dengan negara lain. Perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara. Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, menjaga keamanan dan keutuhan wilayah.
Konstelasi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi diantara benua Asia dan Australia serta diantara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia, menempatkan Indonesia menjadi daerah kepentingan bagi negara-negara dari berbagai kawasan. Posisi strategis ini menyebabkan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan ditingkat regional dan global menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kondisi Indonesia.
Oleh karena itu, sesuai dengan semangat yang dibangun oleh pemerintah dalam upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim dan menjaga wilayah perbatasan, menjadi suatu pembahasan yang menarik bagi semua pihak.
Selanjutnya Dekan Fisipol, Dr. A.P Aplonia Pala, S.Sos., M.M dalam sambutannya mengemukakan bahwa sesuai dengan tema seminar nasional ini, kami ingin mendapatkan berbagai saran dan masukkan dari akademisi dan praktisi, bagaimana caranya kita bersama-sama berkolaborasi mengelola perbatasan.
“Di perbatasan NKRI-RDTL ini, terutama kami di Kabupaten Timor Tengah Utara berbatasan dengan salah satu enclave, yaitu enclave Oekusi. Ini sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar. Kami di daerah perbatasan ini juga memiliki potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang melimpah. Hanya kekurangan kami adalah kami belum memiliki fasilitas sarana dan infrastruktur untuk pengelolaan itu,” tuturnya.
Dr. Apolonia mengharapkan dengan adanya seminar nasional ini, bisa didapatkan ide, pendapat dan usul saran bagaimana caranya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan yang lebih penting agar para kepala desa yang sehari-harinya menjalankan aktivitas di kawasan perbatasan bisa mengetahui cara mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia demi memenuhi kebutuhan dan harapan dari Masyarakat kecil di kawasan perbatasan.
“Dengan seminar nasional ini pula kami berharap bahwa ada hal positif yang kami dapatkan. Yang kami harapkan adalah semua hal-hal positif itu kita kolaborasikan menjadi satu, untuk bisa membangun Kabupaten TTU ini menuju ke arah yang lebih baik,” pintanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unimor, Dr.Ir. Stefanus Sio, M.P., sangat mengapresiasi kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fisipol serta tema yang dijadikan topik pembahasan.
“Saya ucapkan terimakasih kepada narasumber yang nantinya akan membekali kita dengan materi-materi yang bermanfaat untuk pengelolaan di kawasan perbatasan. Tema yang menjadi topik pembahasan hari ini dan narasumber yang didatangkan sangat luar biasa. Perbatasan ini perlu dikelola dengan baik, sehingga walaupun sedikit, kita juga bisa memberikan sumbangsih untuk NKRI,” ujarnya.
Rektor juga berharap semoga kegiatan ini berdampak bagi mahasiswa, dosen, masyarakat serta untuk pengembangan lembaga kedepannya.
Pada kegiatan seminar nasional yang diikuti oleh ratusan mahasiswa Fisipol, utusan dari STIPAS St. Petrus Kefamenanu, Akbid Sta. Elisabeth Kefamenanu serta para kepala desa di wilayah perbatasan ini, Dra. Baiq L.S.W Wardani, M.A., Ph.D., membawakan materi Konsistensi Perencanaan dan Pembangunan Daerah Perbatasan Pasca Transisi Kepemimpinan Politik, Fidelis Atanus, S.Fil., M.Si., membawakan materi Pencegahan dan Penanganan Stunting di Kawasan Perbatasan RI-RDTL dan Dr. Drs. Robert Simbolon, MPA.,membawakan materi Kebijakan Pengelolaan Daerah Perbatasan.