Timor Tengah Utara, 16 April 2025 — Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendiktisaintek), Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., melakukan kunjungan kerja ke Universitas Timor (Unimor) sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memperkuat peran perguruan tinggi di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) dalam mendorong transformasi sosial dan ekonomi masyarakat.
Kunjungan diawali di Kabupaten Belu, tepatnya di Program Studi Keperawatan Unimor yang berlokasi di Haliwen, Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, wilayah perbatasan RI-RDTL. Disambut oleh Bupati Belu Willybrodus Lay, jajaran OPD, serta civitas akademika Unimor, Prof. Brian langsung meninjau fasilitas kampus dan berdialog dengan para dosen dan mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Mendiktisaintek menanggapi keluhan terkait kekurangan tenaga pengajar dengan kualifikasi spesialis. Ia menyampaikan bahwa kementerian akan segera mengambil langkah untuk menanggulangi permasalahan tersebut. “Kita sudah dengar keluhan para dosen di sini. Terkait kebutuhan tersebut, nanti akan kita bantu dari kementerian,” tegasnya.
Saat ini, Prodi Keperawatan Unimor baru menyelenggarakan pendidikan Diploma III (D3). Menyikapi aspirasi untuk membuka program Strata 1 (S1), Prof. Brian menegaskan bahwa kementeriannya siap memberikan dukungan penuh. “Nanti kita bantu juga supaya dari D3 bisa berkembang jadi pendidikan S1,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kampus di Atambua berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi kampus cabang Unimor secara resmi. “Ya, nanti akan jadi kampusnya Unimor juga,” ungkapnya singkat sebelum melanjutkan perjalanan ke kampus induk Unimor di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara.
Di Kefamenanu, Prof. Brian disambut oleh Rektor Unimor Dr. Ir. Stefanus Sio, M.P., dan sejumlah pejabat daerah. Dalam sambutannya, Mendiktisaintek menekankan pentingnya peran kampus dalam mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mentransformasi masyarakat sekitar. “Universitas generasi keempat harus mampu memberikan dampak langsung kepada masyarakat, termasuk dalam membuka peluang ekonomi dan menyelesaikan persoalan riil,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi dua program prioritas nasional, yakni kecukupan gizi dan pendidikan berkualitas, selaras dengan kebijakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. “Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan belajar jangka panjang. Program makan bergizi gratis adalah langkah penting untuk mendukung generasi belajar tanpa hambatan kesehatan,” jelasnya.
Menteri Brian juga mendorong sinergi antara Unimor, Universitas Brawijaya, dan Universitas Nusa Cendana dalam membangun industri berbasis riset, khususnya di sektor peternakan yang menjadi unggulan daerah. “Pendidikan tinggi harus jadi mesin inovasi dan industrialisasi ekonomi lokal. Kami siap mendukung melalui pendanaan riset dan kolaborasi dengan industri,” tambahnya.
Rektor Unimor, Dr. Stefanus Sio, menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan perhatian dari pemerintah pusat. “Walaupun ruang kuliah kami terbatas, Unimor tetap berupaya memberikan pendidikan berkualitas yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan daerah,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, menyebut Unimor sebagai kebanggaan masyarakat TTU. Ia menilai bahwa keberadaan Unimor telah berkontribusi besar terhadap peningkatan kualitas SDM dan pengembangan sektor pertanian berbasis riset. “Biaya kuliah yang terjangkau dan lokasi kampus yang strategis semakin memudahkan anak-anak kami untuk mengakses pendidikan tinggi,” katanya.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati TTU, Wakil Bupati Malaka, Ketua DPRD TTU, para pimpinan perguruan tinggi sekitar, dan pejabat daerah lainnya yang bersama-sama menunjukkan dukungan untuk kemajuan pendidikan tinggi di wilayah perbatasan.
“Unimor harus jadi lokomotif perubahan sosial dan ekonomi di daerah perbatasan!” — Menteri Brian 💪humas_unimor
#Unimor #Pendidikan3T #KampusPerbatasan #Kemdiktisaintek #BrianYuliarto #UnimorHebat #NTTBerdaya #SDMUnggul #PendidikanUntukSemua