Kefamenanu,20/5/2023 – Tudingan Mahasiswa berinisial AMA di salah satu media online tertanggal 16/5/2023 dibantah Pihak Universitas Timor (Unimor) Kefemenanu. AMA sebelumnya menyatakan dirinya dan 50 orang mahasiswa dipersulit oknum dosen YNS dalam pembimbingan skripsi di Kampus Unimor.
Jumat (19/05/2023), humas Unimor beserta para jurnalis melakukan wawancara bersifat klarifikasi pada acara Konferensi Pers dengan sejumlah pimpinan Universitas Timor. Hadir pada kesempatan itu, Rektor Unimor Dr. Ir Stefanus Sio, MP, para Wakil Rektor, para Dekan, Kepala Lembaga, Kepala Biro, Keprodi Biologi, Koordinator dan Sub Koordinator serta Mahasiswa. Para Pihak menyatakan, apa yang disampaikan oleh mahasiswa berinisial AMA lewat pemberitaan di salah satu media online adalah tidak benar.
Saya selaku Rektor Universitas Timor sangat kecewa dan menyesal dengan pernyataan okum mahasiswa berinisial AMA di salah satu media online, menurut Rektor pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di kampus Unimor selama ini berjalan dengan baik. Universitas Timor saat ini dalam proses penataan menjadi PTN BLU, Kami berkeinginan agar Unimor dapat Berkembang dan tumbuh menjadi sebuah perguruan tinggi yang bermutu. Setelah saya melakukan klarifikasi dan meminta keterangan kepada mahasiswa dan dosen yang bersangkutan, dengan ini kami menyampaikan bahwa pernyataan dari oknum mahasiswa berinisial AMA tidak betul. Menurut Rektor Kehadiran Unimor di Kefamenanu, NTT bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa di Kawasan Perbatasan Negara Republik Indonesia dan Timor Leste. Kita tidak berkeinginan untuk menghambat dan mempersulit mahasiswa justru kita berusaha untuk membantu agar mahasiswa bisa menyelesaikan studi tepat waktu.
Senada dengan Rektor, Dosen pembimbing skripsi Yoseph Nahak Seran, mengatakan proses pembimbingan mahasiswa tugas akhir pada Program Studi Biologi Murni, Fakultas Pertanian tidak pernah pilih kasih. Semua mahasiswa diperlakukan setara dan adil. Selaku dosen Pembimbing yang ditugaskan melalui SK Dekan Fakultas Pertanian, punya tanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas pembimbingan skripsi kepada mahasiswa. Sebagai dosen yang sudah 23 tahun mengabdi di Unimor tidak punya niat untuk menyusahkan dan memperbudak mahasiswa apalagi mahasiswa bimbingan saya. Bisa dibuktikan atau ditanyakan langsung kepada para mahasiswa saya dan alumni.
Setelah membaca berita yang dirilis oleh salah satu media online di kabupaten Timor Tengah Utara saya merefleksikan diri dan tetap fokus menjalankan tugas sebagai dosen. Berita yang di tulis oleh media online tersebut, bahwa saya membimbing mahasiswa tugas akhir sebanyak 50 orang, tidaklah benar. Saya tidak membimbing mahasiswa sebanyak itu, sesuai data yang tertera dalam SK Dekan Faperta saya hanya membimbing 11 Orang mahasiswa. Dari kesebelas orang tersebut ada yang sudah maju ujian skipsi dan sudah lulus dan sebagian masih dalam proses bimbingan yang sebentar lagi maju ujian skripsi katanya. Saya melakukan proses bimbingan secara normal, ada mahasiswa yg ingin bertemu, saya sesuaikan dengan kondisi dan waktu, misalkan saya lagi ada kegiatan rapat, mahasiswa saya minta untuk tunggu sampai selesai rapat, itu hal normal, bukan saya membatasi ruang mereka untuk berkonsultasi, filosofi saya mahasiswa adalah partner untuk hidup bersama-sama di dunia akademik. Silahkan teman-teman media bisa konfirmasi langsung ke para alumni dan mahasiswa bimbingan saya tutur Yoseph Nahak Seran. Dalam melaksanakan tugas sebagai dosen pebimbing skripsi saya menjunjung tinggi norma, etika dan menempatkan mahasiswa sesuai porsinya. Tentunya dalam proses bimbingan skripsi saya menerapkan standar akademik sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada di Unimor, Tujuannya adalah menghasilkan lulusaan yang berkualitas. Dikatakan bahwa saya memperbudak mahasiswa juga tidak masuk akal, buktinya mana, saya tidak memiliki lahan atau perusahaan yang bisa memaksa mahasiswa bekerja disitu. Waktu saya habiskan di kampus dari pagi jam 07.30 s.d jam 09.00 malam. Selain melaksanakan tugas sebagai Dosen saya juga diberi tugas tambahan dari Pimpinan sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik Unimor. Jadi saya tegaskan lagi bahwa apa yang diberitakan di media itu tidak benar prinsip saya bekerja semata-mata untuk kemajuan lembaga .
Hal senada disampaikan oleh Dekan Faperta Eduardus Neonbeni, SP, MP., pihaknya sangat terganggu dengan pemberitaan tersebut, karena pemberitaan tersebut tidak berimbang, cendrung menyudutkan seseorang dan institusi. Kami selaku Dekan tidak pernah di mintai keterangan. Eduardus menjelaskan memberi kebebasan kepada para mahasiswa dalam melakukan proses bimbingan skripsi tidak ada niat sedikitpun untuk menghambat apalagi memperbudak . Berita yang sudah terlanjur beredar di masyarakat itu tidak benar, pungkasnya.